Mya terhenyak, ketika menanyakan seperti apakah dirinya di mata temannya dan ketika temannya menjawab "kamu pendiam dan susah berteman". Dia kaget. Selama ini ia merasa image dirinya adalah gadis yang ceria, dan ramah kepada siapa saja. Teman yang ditanyai adalah salah seorang teman kelasnya, yang memang tak terlalu dikenalnya. So, kalo memang ga kenal, knapa sudah mengatakan kalau dia seorang pendiam dan susah berteman?
Otaknya kembali mencerna kata-kata temannya. Ia menyadari kalau dia memang tidak berusaha mengakrabkan diri dengan teman-temannya. Teman-teman yang dianggapnya kurang sesuai baginya. Mya adalah salah seorang murid pindahan, di kelas barunya, ia hanya masuk kelas di pagi hari, dan duduk di deret terdepan supaya bisa memperhatikan pelajaran, lalu ketika kelas usai, maka ia kembali ke dunianya tanpa sempat berinteraksi dengan teman-teman barunya.
Ia dihadapi kebingungan, karena menjadi murid baru yang sebenarnya bukan masalah besar. Ia berfikir ia akan dengan mudah mendapatkan teman baru. Namun semakin di tunggu, temannya tidak ada yang mengulurkan tangan untuk berkenalan dengannya, sehingga ia yang harus mengulurkan tangan dan berkenalan dengan mereka satu per satu.
Entah mengapa teman-temannya tak pernah mengajaknya keluar,, sampai saat ini ia tak tahu jawabannya, apakah karena teman-temannya sungkan terhadapnya, atau karena mereka sudah punya kelompok masing-masing, atau mereka bahkan tidak memperdulikan keberadaannya.
Tak ingin bersedih hati, Mya pun mencari penghiburan sendiri. Mendengarkan lagu, membaca majalah atau komik dan berselancar di internet menjadi kegiatannya sehari-hari. ia semakin punya dunianya sendiri. Melindungi dirinya sendiri dengan dalih mandiri. Ia tetap menjadi anak yang ramah terhadap siapa saja,, tapi sampai saat ini tetap tak ada seorang pun yang menjadi teman akrabnya.
Apakah penilaian orang terhadap orang yang "Mudah Bergaul"? Apakah dinilai dari kuantitas temannya, atau di bangun dari kualitas teman2nya yang tak seberapa banyak..?
Mungkin Mya dikatakan tidak mudah bergaul karena tidak bisa menyesuaikan situasi dengan lingkungannya. Ia sendiri sadar seharusnya ia cepat beradaptasi, namun ia merasa tidak perlu menghabiskan banyak waktu dengan teman2 yang tidak berkualitas. Ia terus mencari teman2 berkualitas, yang tampaknya tak menyadari kehadirannya. Teman yang diidamkannya tak kunjung ada. Adapun teman, dirasanya tidak berkualitas dan tidak mendorong perkembangan dirinya menjadi lebih baik.
Sering kali ia merasa sendiri. Kesepian. Dan tak ada yang menyadari. Orang yang dianggap temannya juga selalu meninggalkan dan menomorduakannya. Daripada merasa selalu tak dianggap, bukankah lebih baik tidak terlalu berharap menjadi teman mereka.
Tapi ia belajar, bahwa teman memang bukan dibentuk dari sesuatu yang instan, kalau dia pun belum menjadi teman yang baik bagi teman yang lain, kalau dia pun masih menomorduakan dan melupakan temannya, serta tidak memperhatikan mereka, dan selalu kabur dalam dunianya, maka dia selamanya tidak akan punya teman!
Ia berjanji dalam dirinya agar terus berusaha ramah pada orang dengan tulus, dan selalu berfikir positif tentang mereka. berbagi dengan mereka, Tak perduli mereka akan menganggapnya atau tidak. Ia juga akan berusaha menjadi pelita dan pembangun bagi teman2 yang dirasanya kurang berkualitas. Bukankah dengan begitu kehidupannya akan lebih bermakna, daripada sekedar meratapi dirinya yang kesepian. Ia yakin, saat ia dewasa dan tua, semua teman akan menjadi teman terbaik baginya. ^^